Langsung ke konten utama

The Ultimate Happiness is....

Kebahagiaan.

Apa yang terbersit dibenakmu waktu mendengar kata 'happiness' alias kebahagiaan?

Uang? Bisaa. Jalan-jalan keluar negeri? Bisa juga. Naik haji? Makan enak? Atau..yang nggak muluk-muluk deh. Bisa makan sehari 2 kali pakai nasi saja sudah bisa bikin 'bahagia'.

Tiap orang, tergantung gaya hidup dan faktor-faktor lainnya mungkin ya, tentu punya standar kebahagiaan yang berbeda-beda. Misalnya, saya.
Sebagai mahasiswi yang juga kerja sampingan dikit-dikit--freelance istilah kerennya--kebahagiaan saya saat ini cuma satu!

Mendapatkan koneksi internet super cepat tanpa lemot dan (kalau bisa) murah meriah.

Aishh banyak maunya kamu --ditimpuk sendal

FYI, Indonesia berada di peringkat ke-77 dalam daftar negara dengan koneksi internet tercepat di dunia--cuma peringkat 77 man--dengan kecepatan internet sekitar 7.2 MB/s. Kalau internet provider saya sih, merk *piiiip* paling mentok juga cuma 3.5 MB/s. Dan buat saya yang 100% mengandalkan internet untuk kirim-kirim file kerjaan freelance saya yang lumayan banyaknya, 3.5 Mbps is still like a hell.
Sudah tak terhitung berapa kali saya diteriakin boss saya via Messenger Facebook (diteriakin beneran, pakai voice record atau chat pakai capslock semua) gara-gara terlambat mengirimkan file kerjaan yang harus segera diedit sama rekan kerja saya malam itu juga. Masalahnya ya selalu itu-itu saja : internet saya lemot, bos!
Tentu saja saya nggak mau berlarut-larut dalam masalah itu--saya sudah beberapa kali ganti simcard, demi nggak diteriakin boss tapi tetap saja koneksi internetnya nggak berubah sama sekali. Nggak cuma waktu kirim file kerjaan saja, saat searching untuk tugas kuliah juga kadang lemotnya minta ampun!
Makanya sejak itulah saya menetapkan kalau ultimate happiness saya alias kebahagiaan 'hakiki' saya saat ini adalah : internet cepat tanpa lemot.

Saat internet cepat saya bahagia, saat lemot bersedih. Tapi sejujurnya saya bersyukur juga jadi orang Indonesia, meski koneksi internetnya kayak siput, harga paketan datanya masih terbilang murah. Kisaran 100 ribuan sudah bisa dapat paketan sampai 12 GB. Sementara kalau dibandingkan dengan Afrika, perbulannya bisa mencapai $961 atau sekitar 13 juta rupiah :o

Ternyata saya harus banyak bersyukur...


Kalau kamu, apa kebahagiaanmu?

At last but not least, thank you!

Ziha

Komentar

  1. saya sudah cerita kebahagiaan saya apa di blog, mampir ya :D

    oh ya, tulisannya nggak di justify saja ? agak pusing lihatnya kalau nggak lurus begitu *pendapat ibuk2* :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semiotika Menurut Para Ahli

Semiotika Charles Sander Pierce Semiotika menurut C.S. Pierce berdasarkan pada logika. Logika mempelajari bagaimana orang bernalar, sedangkan menurut Pierce, penalaran dilakukan melalui tanda-tanda. Tanda-tanda memungkinkan kita berpikir, berhubungan dengan orang lain dan memberi makna pada apa yang ditampilkan oleh alam semesta. Semiotika Levi Strauss Semiotika menurut Levi Strauss adalah strukturalis. Konsep Levi-Strauss dalam pendekatan kebudayaan strukturalis dipengaruhi oleh konsep geologi, ilmu yang mempelajari tentang pemandangan ( landscape ). Levi-Strauss berpandangan bahwa kebudayaan mempunyai struktur seperti struktur landscape yang terdiri dari bukit, sungai, lembah, vegetasi dan lain-lain. Seperti layaknya seorang ahli geologi, Levi-Strauss melihat dirinya sendiri sebagai seorang ilmuan yang membongkar pola-pola yang dalam dan kausatif yang ada di bawah struktur yang terlihat dari luar. Perhatian utama Levi-Strauss adalah penggunaan detail yang a

'Wacana' Forevahh!!

Hello, I'm back~~! Sekarang, mumpung masih anget yah, saya mau sedikit mengulas pengalaman waktu nonton film terbaru dari Marvel Cinematic Universe (MCU) yang di Indonesia ditayangkan bulan Februari lalu. No, no, I'll not telling you spoilers -- saya bakal mengusahakan supaya nggak ada spoiler, hanya review singkat dan pengalaman waktu nontonnya saja, soalnya saya tahu kok nggak enaknya dispoilerin film yang belum kita tonton. Karena bikin hasrat menonton jadi hilang..gitu deh. :( Aaanyway, pasti tahu dong judul film yang akan saya ulas ini. Film yang konon katanya mendobrak kebiasaan film-film Hollywood yang selalu memasang lakon utama berkulit putih--karena di film ini, tokoh utamanya--atau mungkin semua karakternya--berkulit hitam, seperti orang Afrika, sesuai dengan setting filmnya yang mengambil tempat di daerah Afrika sana. Nah, film yang mana ya? Jeng jeng jeng... It is Black Panther!   Mungkin waktu awal-awal filmnya rilis, sudah banyak meme